Minggu, 07 Juli 2013

Konfigurasi ACL pada Router









1. Konfigurasi pada Router 0 (Edmonton):

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname Edmonton
Edmonton(config)#int fa0/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.10.1 255.255.255.0
Edmonton(config-if)#no shut
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#int fa1/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.20.1 255.255.255.0
Edmonton(config-if)#no shut
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#int ser2/0
Edmonton(config-if)#ip add 172.16.30.1 255.255.255.252
Edmonton(config-if)#clock rate 64000
Edmonton(config-if)#no shut
Edmonton(config-if)#exit
Edmonton(config)#router ospf 1
Edmonton(config-router)#network 172.16.10.0 0.0.0.255 area 0
Edmonton(config-router)#network 172.16.20.0 0.0.0.255 area 0
Edmonton(config-router)#network 172.16.30.0 0.0.0.3 area 0



2. Konfigurasi pada Router1( Red Deer) :

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname RedDeer
RedDeer(config)#int fa0/0
RedDeer(config-if)#ip add 172.16.40.1 255.255.255.0
RedDeer(config-if)#no shut
RedDeer(config-if)#exit
RedDeer(config)#int fa1/0
RedDeer(config-if)#ip add 172.16.50.1 255.255.255.0
RedDeer(config-if)#no shut
RedDeer(config-if)#exit
RedDeer(config)#int ser2/0
RedDeer(config-if)#ip add 172.16.30.2 255.255.255.252
RedDeer(config-if)#no shut
RedDeer(config-if)#exit
RedDeer(config)#int ser3/0
RedDeer(config-if)#ip add 172.16.60.1 255.255.255.252
RedDeer(config-if)#clock rate 64000
RedDeer(config-if)#no shut
RedDeer(config-if)#exit
RedDeer(config)#router ospf 1
RedDeer(config-router)#network 172.16.30.0 0.0.0.3 area 0
RedDeer(config-router)#network 172.16.40.0 0.0.0.255 area 0
RedDeer(config-router)#network 172.16.50.0 0.0.0.255 area 0
RedDeer(config-router)#network 172.16.60.0 0.0.0.3 area 0
3. Konfigurasi pada Router2 ( Calgary):

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname Calgary
Calgary(config)#int fa0/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.70.1 255.255.255.0
Calgary(config-if)#no shut
Calgary(config-if)#exit
Calgary(config)#int fa1/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.80.1 255.255.255.0
Calgary(config-if)#no shut
Calgary(config-if)#exit
Calgary(config)#int ser3/0
Calgary(config-if)#ip add 172.16.60.2 255.255.255.252
Calgary(config-if)#no shut
Calgary(config-if)#exit
Calgary(config)#router ospf 1
Calgary(config-router)#network 172.16.60.0 0.0.0.3 area 0
Calgary(config-router)#network 172.16.70.0 0.0.0.255 area 0
Calgary(config-router)#network 172.16.80.0 0.0.0.255 area 0


Setting pada PC dan Server :
PC dan Server
IP Address
Subnet Mask
Default Gateway
PC0
172.16.10.5
255.255.255.0
172.16.10.1
PC1
172.16.40.89
255.255.255.0
172.16.40.1
PC2
172.16.70.5
255.255.255.0
172.16.70.1
PC3
172.16.20.163
255.255.255.0
172.16.20.1
PC4
172.16.50.75
255.255.255.0
172.16.50.1
PC5
172.16.50.7
255.255.255.0
172.16.50.1
PC6
172.16.80.16
255.255.255.0
172.16.80.1
Server
172.16.70.2
255.255.255.0
172.16.70.1

Perintah ACL pada RedDeer: 

RedDeer(config)#access-list 10 deny 172.16.10.0 0.0.0.255
RedDeer(config)#access-list 10 permit any
RedDeer(config)#int fa0/0
RedDeer(config-if)#ip access-group 10 out

Perintah ACL pada Edmonton:
Edmonton(config)#access-list 115 deny ip host 172.16.10.5 host 172.16.50.7
Edmonton(config)#access-list 115 permit ip any any
Edmonton(config)#int fa0/0
Edmonton(config-if)#ip access-group 115 in

Maka host 172.16.10.5 tidak akan dapat mengakses host  172.16.40.89 dan 172.16.50.7
 


Perintah telnet pada router RedDeer :
RedDeer(config)#access-list 20 permit host 172.16.10.5
RedDeer(config)#line vty 0 4
RedDeer(config-line)#access-class 20 in

Hanya host 172.16.10.5 yang dapat melakukan telnet ke router RedDeer.


hasil telnet host lain:

 



Sabtu, 29 Juni 2013

VLSM

VLSM



Kebutuhan terbesar adalah 58 host, maka dapat di akomodir dengan /26.
Dengan 192.168.1.0 /26 , maka di bagi 4 network.
Host :            2n-2
                        26-2 = 62



Dengan 62 host maka dapat memenuhi kebutuhan LAN 2 (JAKARTA) yang membutuhkan 58 host. Yaitu pada network 192.168.1.0.
Untuk LAN 1 (SURABAYA), kita dapat membagi network 192.168.1.64 dengan /27.
Yaitu sebagai berikut :
Host :            2n-2
                        25-2 = 30


LAN 4 (PEKALONGAN) dengan 26 host, maka dapat di masukkan kedalam network 192.168.1.64 /27.
Untuk kebutuhan LAN 1(SURABAYA) dan LAN 3(BANDUNG), dengan membagi network 192.168.1.96 dengan menggunakan /28. yaitu sebagai berikut :
Host  :           2n-2
                        24-2 = 14



Berdasarkan pembagian diatas, maka LAN 1(SURABAYA) dengan kebutuhan 10 host akan dimasukkan kedalam network 192.168.1.96 /28 , dan LAN 3(BANDUNG) dengan kebutuhan 10 host akan dimasukkan kedalam network 192.168.1.112 /28.

192.168.1.0 /24

Kebutuhan terbesar adalah 58 host, maka dapat di akomodir dengan /26.
Dengan 192.168.1.0 /26 , maka di bagi 4 network.
Host :            2n-2
                        26-2 = 62


Dengan 62 host maka dapat memenuhi kebutuhan LAN 2 (JAKARTA) yang membutuhkan 58 host. Yaitu pada network 192.168.1.0.

Untuk LAN 1 (SURABAYA), kita dapat membagi network 192.168.1.64 dengan /27.
Yaitu sebagai berikut :
Host :            2n-2
                        25-2 = 30



LAN 4 (PEKALONGAN) dengan 26 host, maka dapat di masukkan kedalam network 192.168.1.64 /27.
Untuk kebutuhan LAN 1(SURABAYA) dan LAN 3(BANDUNG), dengan membagi network 192.168.1.96 dengan menggunakan /28. yaitu sebagai berikut :
Host  :           2n-2
                        24-2 = 14


Berdasarkan pembagian diatas, maka LAN 1(SURABAYA) dengan kebutuhan 10 host akan dimasukkan kedalam network 192.168.1.96 /28 , dan LAN 3(BANDUNG) dengan kebutuhan 10 host akan dimasukkan kedalam network 192.168.1.112 /28.

Sabtu, 30 Juni 2012

IP Address

Internet sebagai sebuah “interconnected network” merupakan jaringan komputer yang sangat luas, terdiri atas gabungan jaringan komputer di seluruh dunia mulai  dari jaringan komputer milik pemerintahan, akademis, public sampai jaringan komputer pribadi. Untuk terhubung ke internet kita harus mendaftar ke ISP ( Internet Service Provider).

Agar seluruh komputer
(host) yang terhubung ke internet dapat berkomunikasi, dibuatlah sebuah protocol (rule atau “aturan main”) standar  yang mengatur komunikasi data tersebut. Adalah TCP/IP yang menjadi protocol resmi untuk aplikasi internet sejak tahun 1983 hingga sekarang  (silahkan googling tentang “sejarah internet”)

Dalam Protocol TCP/IP tersebut, setiap host yang terhubung ke internet harus memiliki
IP Address sebagai alat pengenal host pada network. IP Address tersebut haruslah bersifat unik, tidak boleh ada satu IP Address yang sama dipakai oleh dua host yang berbeda. Sebagai contoh situs Microsoft.com memiliki IP Address 207.46.250.119. Penggunaan IP Adress diseluruh dunia dikoordinasikan oleh lembaga sentral internet yang dikenal dengan IANA (Internet Asigned Number Authority).

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:
  • IP versi 4 (IPv4)
    Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4 Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau Ipv6.
    Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3
  • IP versi 6 (Ipv6)
    Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6 Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.
    Contoh alamat IPv6 adalah 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.



Kelas-kelas IP Address
Terdapat 5 kelas IP Address, yaitu Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D dan Kelas E yang semua itu di desain untuk kebutuhan jenis-jenis organisasi atau pemakai.

IP Address Kelas A
  • Struktur IP Address kelas A
  • 8 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 24 bit berikutnya  merupakan HostID
  • Bit pertama diset 0 sehingga IP Address kelas A dimulai dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 01111111.11111111.11111111.1111111 atau 0.0.0.0 sampai 127.255.255.255
  • Dengan demikian secara teori akan terdapat 128 Nework (2 pangkat7) dari 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 24 atau 16.777.216 host.
  • Secara actual hanya terdapat 126 jaringan yang tersedia karena ada 2 alamat yang disisakan untuk tujuan tertentu, yaitu 0.xxx.xxx.xxx dan 127.xxx.xxx.xxx
IP Address Kelas B
  • Struktur IP Address kelas B
  • 16 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 16 bit berikutnya  merupakan HostID
  • Dua Bit pertama diset 10 sehingga IP Address kelas A dimulai dari 10000000.00000000.00000000.00000000 sampai 10111111.11111111.11111111.1111111 atau 128.0.0.0 sampai 191.255.255.255
  • Dengan demikian secara teori akan terdapat 2 pangkat 14 atau 16.384 Newok dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 16 atau 65.536  host.
  • Dikarenakan ada 2 alamat yang akan digunakan untuk tujuan khusus maka hostID yang tersedia efektif adalah sebanyak 65.534 host.
IP Address Kelas C
  • Struktur IP Address kelas C
  • 24 bit pertama berfungsi sebagi NetID dan 8 bit berikutnya  merupakan HostID
  • Tiga Bit pertama diset 110 sehingga IP Address kelas A dimulai dari 11000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11011111.11111111.11111111.1111111 atau 192.0.0.0 sampai 223.255.255.255
  • Dengan demikian secara teori akan terdapat 2 pangkat 21 atau 2.097.152 Newok dari 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx yang masing-masing network memiliki 2 pangkat 8 atau 256  host.
  • Dikarenakan ada 2 alamat yang akan digunakan untuk tujuan khusus maka hostID yang tersedia efektif adalah sebanyak 254 host.
IP Address Kelas D
  • Struktur IP Address Kelas D
  • Tidak dikenal NetID dan HostID
  • Empat Bit pertama diset 1110 sehingga IP Address kelas D dimulai dari 11100000.00000000.00000000.00000000 sampai 11101111.11111111.11111111.1111111 atau 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255
  • IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone).
IP Address Kelas E
  • Struktur IP Address Kelas E
  • Tidak dikenal NetID dan HostID
  • Lima Bit pertama diset 11110 sehingga IP Address kelas D dimulai dari 11110000.00000000.00000000.00000000 sampai 11110111.11111111.11111111.1111111 atau 240.0.0.0 sampai 247.255.255.255
  • Alamat ini digunakan untuk kegiatan eksperimental.




Access Point

1. Fungsi Access Point
Fungsi Access Point ibaratnya sebagai Hub/Switch di jaringan lokal, yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga anda, di access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal(ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Ada dua buah perangkat wireless, satu buah jenis wireless Access Point (AP) dan sebuah lagi Wireless Cable/DSL Router. Kedua perangkat ini sudah lama tidak difungsikan secara optimal, langsung saja timbul rasa penasaran untuk melakukan konfigurasi AP. Model dan merk perangkat wireless tidak disebutkan, karena tidak dapat fee dari vendor dan memungkinkan exploitasi menjadi lebih mudah oleh pengakses ilegal yang ada di area sekitar
Konfigurasi pertama dilakukan terhadap AP, ada passwordnya, password default telah berganti, tidak perlu bertanya ke konfigurator sebelumnya, cari cara untuk melakukan reset ke default factory setting di google.com, dapat beberapa informasi dari forum/milis, setelah dicoba akhirnya konfigurasi AP kembali ke setting awal.
Interface untuk mengatur setting AP dilakukan dengan memasukkan alamat IP perangkat AP melalui browser, beberapa konfigurasi dilakukan, diantaranya dengan:
  1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
  2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access (WPA)
  3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
  4. dsb
Beberapa konfigurasi yang dibuat tidak bekerja dengan baik, misalnya meski DHCP server telah diatur, AP tidak memberikan IP sesuai dengan alokasi yang ditentukan.

2. Upgrade Firmware
Biasanya perangkat yang mempunyai firmware semacam AP akan menyediakan upgrade firmware untuk melakukan perbaikan, bahkan dengan upgrade firmware akan ada fungsi tambahan atau baru. Langsung saja cari firmware terbaru untuk AP di website vendor. Ternyata sudah ada beberapa release terhadap firmware lama yang ada di AP, download firmware versi terakhir. Firmware yang di download berbentuk file executable, jalankan file tersebut akan melakukan decompress dan menghasilkan file README dan firmware update.
Proses upgrade dapat dilakukan secara mudah, yaitu langsung dilakukan melalui browser, masukkan file firmware update, kemudian klik sumbit, dalam waktu kurang dari satu menit proses upgrade selesai dan firmware baru langsung terpasang. Reset ke default factory setting dilakukan sesuai rekomendasi Vendor yang ada di file README.
Upgrade firmware memberikan hasil yang sangat memuaskan, yaitu DHCP server dapat berfungsi dengan baik dan tersedianya fasilitas tambahan/baru yaitu perangkat wireless sekarang fungsinya menjadi tiga jenis:
  1. Access Point (fungsi default)
  2. Client Bridge Mode
  3. Repeater Mode
3. AP dan Komputer Server
Saat ini AP telah berfungsi dengan baik dan benar, selanjutnya ada keinginan untuk menyiapkan sebuah komputer untuk dijadikan sebuah server yang akan menyediakan fungsi untuk:
  1. Pengelolaan user
  2. Pengelolaan akses
  3. Proxy dan Firewall
  4. Pengelolaan authentifikasi
  5. Mencatat log/history akses
  6. Menyediakan fitur billing

4. Konfigurasi Software
1. Setting modem TP-LINK
Colok kabel ke port LAN modem.
Ketik http://192.168.1.1 pada web browser.
(Kalau Anda menginstal XAMPP ataupun Appserver, silahkan dinonaktifkan terlebih dahulu)
Login dengan admin, password: admin
Settingan dari speedy tidak perlu di ubah, hanya saja matikan DHCP server.
DNS sudah diisikan lebih dulu oleh teknisi speedy. Biasanya : 202.134.1.10 dan 202.134.0.155
Catat 2 alamat DNS tersebut. DNS ini akan digunakan pada router nantinya.
2. Settingan di router linksys
Colok kabel ke salah satu dari empat port LAN.
Ketik http://192.168.1.1 pada web browser
Default, Jika setting username belum di ubah…
Username : kosongkan saja
Password : admin
Di menu BASIC SETUP
Pilih static IP
Internet IP Address: 192.168.1.10 (Ini adalah IP Linksys yang dikenali oleh si modem)
Subnet Mask: 255.255.255.0
Gateway: 192.168.1.1 (Ini adalah gateway dari si modem, port perantara yang terhubung ke jalur speedy)
Static DNS 1: 202.134.1.10 (Sesuai setingan dari speedy)
Static DNS 2: 202.134.0.155 (Sesuai setingan dari speedy)
Local IP Address: 192.168.2.1 (ini adalah IP Wireless-LAN dari si router Linksys, yang dikenali oleh computer client)
Subnet Mask: 255.255.255.0
Tekan apply, kemudian continue
Keterangan tambahan:
Jika mengetikkan http://192.168.1.10 hasilnya akan sama dengan 192.168.2.1, karena kedua nya adalah alamat IP dari si router, untuk konfigurasi.
DHCP Server: Enable
Starting IP Address: 192.168.2.100 (IP device, semisal laptop anda yang akan diberikan IP ketika terdeteksi oleh router Linksys)
Maximum Number of DHCP Users: 10 (isi dengan jumlah client yang di inginkan)
Client Lease Time : 0 minutes (0 means one day)
WINS : 0.0.0.0
Tekan apply, kemudian continue.
Di menu WIRELESS >>>Basic Wireless Settings
Network Mode: Mixed
Network Name (SSID): ADAbisnis Hotspot (sesuai keinginan anda)
Radio Band: auto
Wide Channel: auto
Standard Channel: auto
Wireless SSID Broadcast: Enable
Tekan apply, kemudian continue
SECURITY
Jika ingin menggunakan password untuk koneksi:
Wireless -> Wireless Security -> Enabled
Pilih WEP, WPA, dst
Isi passphrase. Pada WEP, key akan di generate, pilih saja Key 1. Kemudian gunakanlah key tersebut pada computer client.
Ini digunakan untuk memproteksi internet anda dari pencolong koneksi.
Tekan apply, kemudian continue.
3. Hubungkan Semua Devicenya Konfigurasi Hardware
Alur koneksi:
KONEKSI SPEEDY –> MODEM TP-LINK –> Wireless Router LINKSYS –> WIRELESS DEVICE (Computer Client)
Keterangan:
Koneksi speedy ke modem menggunakan kabel telpon melalui splitter.
Kokeksi modem ke linksys menggunakan kabel biru standard (RJ-45, kabel jaringan LAN).
Koneksi linksys ke laptop, secara wireless, tidak perlu kabel.
4. Testing
Dari command prompt
Ping 192.168.1.1
Jika ada reply, berarti modem bisa diconfigurasi secara wireless
Ping 192.168.1.10
Atau
Ping 192.168.2.1
Jika ada reply, berarti wireless router bisa dikonfigurasi secara wireless.
Ping www.google.com
Jika ada reply berarti anda sudah siap nyebur ke dunia maya
5. Browsing
Koneksi sudah siap pakai, speedy sudah bisa diakses dari jarak bermeter-meter secara nirkabel
Untuk memastikan ketik : google.com pada web browser




KABEL UTP

Kabel UTP merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak digunakan untuk membuat sebuah jaringan local (Local Area Network), selain karena harganya relative murah, mudah dipasang dan cukup bisa diandalkan.  
Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Keempat pasang kabel (delapan kabel) yang menjadi isi kabel berupa kabel tembaga tunggal yang berisolator. Sampai saat ini terdapat lima kategori kabel UTP, yaitu kabel UTP kategori satu sampai dengan kategori lima.

Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya seperti berikut ini:
  • Kabel UTP Category 1
    Digunakan untuk komunikasi telepon (mentransmisikan data kecepatan rendah), sehingga tidak cocock untuk mentransmisikan data.
  • Kabel UTP Category 2
    Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai dengan 4 Mbps (Megabits per second)
  • Kabel UTP Category 3
    Digunakan pada 10BaseT network, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1Mbps. 10BaseT kependekan dari 10 Mbps, Baseband, Twisted pair.
  • Kabel UTP Category 4
    Sering digunakan pada topologi token ring, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 16 Mbps
  • Kabel UTP Category 5
    mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 100 Mbps, 
  • Kabel UTP Category 5e
    mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 100 MHz.
  • Kabel UTP Category 6
    Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 200 MHz. Secara fisik terdapat separator yg terbuat dari plastik yang berfungsi memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut.
  • Kabel UTP Category 7 gigabit Ethernet (1Gbps), frekwensi signal 400 MHz

terdapat dua jenis pemasangan kabel UTP yang umum digunakan pada jaringan komputer terutama LAN, yaitu :

1. Kabel straight
Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu  dengan ujung yang lainnya. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang berbeda.















Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :
  1. Menghubungkan antara computer dengan switch
  2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
  3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
  4. Menghubungkan switch ke router
  5. Menghubungkan hub ke router

2. Kabel cross over
Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan
ujung dua. Kabel cross over  digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Gambar dibawah adalah susunan standart kabel crossover.
 
 
Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut :
  1. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
  2. Menghubungkan 2 buah switch
  3. Menghubungkan 2 buah hub
  4. Menghubungkan switch dengan hub
  5. Menghubungkan komputer dengan router
 
Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.